Dalam
perjalanan menyusun dan merealisasikan impian hidup. Jujur saya ketika masih SD
pernah menyusun impian untuk menjadi petani yang banyak sawahnya, impian itu
tidak hanya bayangkan, saya pernah menempelkan
gambar sawah di dinding kamar saya.
Untuk menyemangati saya, hampir setiap
pulang sekolah saya sering bermain disawah. Saat bermain maka imajinasi saya
melayang jauh hingga saya terbayang saya menjadi petani dengan puluhan hektar
Sawah yang saya miliki, semangat pun begitu menggelora. Seiring bertambahnya
usia, berbagai pertanyaan muncul dikepala saya, “Kalo saya punya puluhan hektar sawah serta tumpukan rupiah, so what?...Apakah
martabat dan derajat manusia diukur dari itu semua?”.
Tahun 2006, saat saya masuk Mts, saya
membuat impian hidup yang baru, “Saya
ingin menjadi olahragawan atau atlit olahraga yang juara dunia”. Maka sejak
SMP kegiatan saya setiap hari tak lepas dari olahraga, maka kegiatan
ektrakurikuler sepakbola...bulutangkis...beladiri...voli
ball...footshall...basket ball, semua saya ikuti, hingga membuat saya terlalu
letih saat belajar dikelas.
Untuk mengingatkan saya setiap hari,
maka saya buat gambar atlit olahraga yang memegang mendali emas sebagai juara
dunia, lagi-lagi perasaan gelisah, capek, bosen berkecamuk di dalam jiwa saya, “Terus kalau saya menjadi juara dunia, so
what?..betapa egoisnya saya, menyusun impian hanya untuk kepentingan diri
sendiri.
Setelah saya ngobrol dengan orangtua
saya, guru saya, seyogianya mimpi itu harus punya nilai yang
diperjuangkan. Impian itu bukan hanya
berbicara “Aku”, tetapi juga “Kita”. Artinya impian itu harus memberi manfaat
untuk diri pribadi sekaligus untuk orang-orang disekitar kita.
Untuk itulah saya lebih suka menggunakan
kata impian/cita-cita dibandingkan mimpi. Dalam impian yang akan kita capai ada
nilai yang akan kita capai, ada juga manfaat yang hendak diwujudkan dan
tinggalkan untuk semesta. Ada juga harapan besar agar kehidupan yang abadi kita
berada di tempat yang tinggi.
Kini, Impian hidup saya adalah, “Saya ingin menjadi Trainer Motivasi untuk
Anak berkebutuhan khusus”. Setiap saya menghayati impian saya, tetesan
airmata sering menghiasi renungan saat itu, terbesit difikiran banyak anak
berkebutuhan khusus yang tak mendapatkan kesempatan yang sama dibanding anak normal, kehadiran anak
berkebutuhan khusus terkadang dijadikan kambing hitam disetiap masalah
dilingkungannya. Sesungguhnya anak berkebutuhan khusus bukan hanya objek untuk
dikasihani, tetapi berikanlah kesempatan yang sama seperti anak normal lainnya
untuk menggali bakat dan minatnya agar tetap bisa berkarya seperti anak normal
lainnya.
Hidup adalah sesuatu yang bergerak,
kekuatan manusia bukan sesuatu yang statis. Alloh anugrahkan segala fitur
pembangkit keberhasilan didalam tubuh dan fikiran kita. Saya bersyukur karena
saya telah menyadari bahwa hidup ini harus diperjuangkan demi masa depan. Hidup itu harus memilih, karena dengan memilih
kita akan melalui proses kehidupan yang baru. Maka pilihlah impian anda sesuai
kemampuan dan bakat anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar