Jumat, 10 Oktober 2014

Life is Choice ...?


            Dalam perjalanan menyusun dan merealisasikan impian hidup. Jujur saya ketika masih SD pernah menyusun impian untuk menjadi petani yang banyak sawahnya, impian itu tidak hanya bayangkan, saya pernah menempelkan  gambar sawah di dinding kamar saya.
Untuk menyemangati saya, hampir setiap pulang sekolah saya sering bermain disawah. Saat bermain maka imajinasi saya melayang jauh hingga saya terbayang saya menjadi petani dengan puluhan hektar Sawah yang saya miliki, semangat pun begitu menggelora. Seiring bertambahnya usia, berbagai pertanyaan muncul dikepala saya, “Kalo saya punya puluhan hektar sawah serta tumpukan rupiah, so what?...Apakah martabat dan derajat manusia diukur dari itu semua?”.
Tahun 2006, saat saya masuk Mts, saya membuat impian hidup yang baru, “Saya ingin menjadi olahragawan atau atlit olahraga yang juara dunia”. Maka sejak SMP kegiatan saya setiap hari tak lepas dari olahraga, maka kegiatan ektrakurikuler sepakbola...bulutangkis...beladiri...voli ball...footshall...basket ball, semua saya ikuti, hingga membuat saya terlalu letih saat belajar dikelas.
Untuk mengingatkan saya setiap hari, maka saya buat gambar atlit olahraga yang memegang mendali emas sebagai juara dunia, lagi-lagi perasaan gelisah, capek, bosen berkecamuk di dalam jiwa saya, “Terus kalau saya menjadi juara dunia, so what?..betapa egoisnya saya, menyusun impian hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Setelah saya ngobrol dengan orangtua saya, guru saya, seyogianya mimpi itu harus punya nilai yang diperjuangkan.  Impian itu bukan hanya berbicara “Aku”, tetapi juga “Kita”. Artinya impian itu harus memberi manfaat untuk diri pribadi sekaligus untuk orang-orang disekitar kita.
Untuk itulah saya lebih suka menggunakan kata impian/cita-cita dibandingkan mimpi. Dalam impian yang akan kita capai ada nilai yang akan kita capai, ada juga manfaat yang hendak diwujudkan dan tinggalkan untuk semesta. Ada juga harapan besar agar kehidupan yang abadi kita berada di tempat yang tinggi.
Kini, Impian hidup saya adalah, “Saya ingin menjadi Trainer Motivasi untuk Anak berkebutuhan khusus”. Setiap saya menghayati impian saya, tetesan airmata sering menghiasi renungan saat itu, terbesit difikiran banyak anak berkebutuhan khusus yang tak mendapatkan kesempatan yang sama  dibanding anak normal, kehadiran anak berkebutuhan khusus terkadang dijadikan kambing hitam disetiap masalah dilingkungannya. Sesungguhnya anak berkebutuhan khusus bukan hanya objek untuk dikasihani, tetapi berikanlah kesempatan yang sama seperti anak normal lainnya untuk menggali bakat dan minatnya agar tetap bisa berkarya seperti anak normal lainnya.
Hidup adalah sesuatu yang bergerak, kekuatan manusia bukan sesuatu yang statis. Alloh anugrahkan segala fitur pembangkit keberhasilan didalam tubuh dan fikiran kita. Saya bersyukur karena saya telah menyadari bahwa hidup ini harus diperjuangkan demi masa depan.  Hidup itu harus memilih, karena dengan memilih kita akan melalui proses kehidupan yang baru. Maka pilihlah impian anda sesuai kemampuan dan bakat anda.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar