Senin, 13 Oktober 2014

Senyuman Pak Tua.....


Kenapa senyum itu indah, kenapa senyum itu nikmat, kenapa senyum itu didambakan....



Siapa sih yang tak kenal dengan "Senyum", senyum yang diharapkan dari setiap orang....senyuman yang indah dan mempesona...senyuman yang selalu didambakan setiap orang, dikala bahagia menghampiri jiwa-jiwa yang selalu bertahan hidup untuk mendapatkan harapan, dialah Kebahagiaan...

Di desa terpencil di Pulau Papua, tinggallah keluarga yang mendapat keluarga termiskin Ke-dua di daerah itu....julukan yang tepat untuk keluarga itu, keluarga yang terdiri dari Kakek dan Nenek serta 1 cucu bernama Sidiq, meraka hidup dalam kesederhanaan, penghasilan sang Kakek maksimal hanya Rp.5000,- / Minggu,


sangatlah minim dan sangat jauh dari kata-kata Pass.....

Sang cucu yang usia 7 Tahun, berharap ia bisa menikmati masa-masa sekolah, ternyata itu hanya hanyalan anak itu, ia harus ikut membatu sang Kakek  untuk mencari nafkah.


singkat cerita, sang anak itupun mulai tumbuh dewasa,...kondisi keluarganya masih seperti dulu, tak ada yang berubah sedikitpun...maka Sidiq pun berinisiatif untuk membawa kakek dan nenek untuk hijrah ke kota dengan harapan akan mendapat rezeki lebih. namun Kakek dan Nenek yang sudah tua menolak keinginan Sidiq dengan alasan, mereka tak ingin ,meninggalkan tempat yang sudah menjadi tempat tinggal mereka selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

Terpaksa Sidiq mengurungkan niatnya, namun kegigihan Sidiq agar tetap merubah nasib keluarga masih tetap terpatri dalam hati meski kakek, enggan hijrah ke tempat lain. Detik demi detik waktu terlewati. Kakek pun hanya berpesan untuk terus bersyukur pada Sang Pencipta, meski keluarganya hidup dalam kekurangan. 

Hingga Sidiq pun berkata pada Kakek, tentang harapan apa yang Kakek dan Nenek ingin dimasa tuanya, maka Kakek dan Nenek pun mengatakan bahwa mereka sangat berharap keluarganya untuk tetap menjadi keluarga yang terus bahagia dan senyum meski dalam kekurangan, serta beliau ingin melihat sang Cucu bisa meraih apa yang ingin kan dan Kakekpun menginzinkan Sidiq untuk Hijrah namun Kakek dan Nenek tetap tinggal di Desa.

Bertahun-tahun Sidiq merantau, tanpa kabar, membuat Nenek sangat rindu pada sang cucu, hingga terbesit di fikirannya apakah Sidiq sudah lupa dengan mereka. Mereka hanya bisa berdo'a agar cucunya tetap sehat dan segera kembali pulang, begitulah harapan yang selalu dipanjatkan dalam setiap Sholatnya.

Kakek dan Nenenk terus bersabar menanti sang cucu untuk kembali pulang, namun harapan itu ternyata masih menjadi harapan semata, tak ada kepastian yang kunjungv datang. Namun tanpa disangka dann diduga. Sang cucu datang pulang namun tampilannya tak ada yang berubah, meski mereka terkejut namun rasa bahagia terpancar dari senyuman sang Kakek dan Nenenk melihat sang cucu telah kembali pulang, meski tanpa harta berlimbah.

Ternyata kebahagian tak diukur dengan jumlah harta namun kebahagian itu diukur bagaimana hati terasa nyaman dan rasa gelisah telah terobati....

Salam Senyum 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar